[BOOK REVIEW] The Sun is Also a Star by Nicola Yoon


Judul : The Sun is Also a Star
No. ISBN : 978-602-60443-6-5
Penulis: Nicola Yoon
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Penerbit : Spring
Jumlah Halaman : 384
Kategori : Fiksi, Young Adult, Contemporary-Romance


Image
follow ig bookaisy yuk!

Blurb:

Natasha:
Aku seorang gadis yang hanya percaya pada sains dan fakta. Peduli setan dengan takdir, atau cita-cita yang tak akan pernah jadi nyata. Aku jelas-jelas bukan jenis gadis yang bisa jatuh cinta pada seorang pemuda yang kutemui secara acak di jalanan Kota New York. Belum lagi ketika keluargaku akan dideportasi kembali ke Jamaika dalam hitungan dua belas jam. Jatuh cinta, tidak akan pernah menjadi bagian dalam kisahku.

Daniel:
Aku selalu menjadi anak yang baik, siswa yang baik, menjalani ekspektasi orangtuaku yang tinggi. Tidak pernah menjadi pemimpi, apalagi penulis puisi. Tapi saat aku melihat gadis itu, aku melupakan semuanya. Sesuatu tentang Natasha membuatku berpikir bahwa takdir memiliki sesuatu yang luar biasa… bagi kami berdua.
***

“Jangan biarkan kesombongan mengalahkanmu, Tasha.”—halaman 30


Kilas Balik Cerita

Bagiku, novel romantis dapat menjadi pemanis ketika penat dengan segala hiruk-pikuk kehidupan. Apalagi di masa-masa berat bersamaan pandemi ini, pastinya butuh waktu lebih banyak untuk sekadar rehat. Karena kini kehidupan menjadi lebih sulit, challenging, bahkan kejam secara bersamaan dalam satu waktu. Termasuk untukku sendiri, yang masih menyandang status sebagai mahasiswa (hampir) tingkat akhir.
Di sela-sela tumpukan tugas kuliah, aku menyempatkan diri untuk rehat sejenak dengan ditemani tumpukan buku yang ingin kubaca. Salah satu buku yang ada di tumpukan tersebut ialah novel The Sun is Also a Star ini. Aku membaca versi terjemahannya yang diterbitkan oleh penerbit Spring tiga tahun silam. Sebenarnya sudah pernah membaca sepertiga isi dari buku ini, namun belum sempat kuselesaikan karena berbagai hal. Dan akhirnya, aku sudah berhasil menamatkannya sampai halaman terakhir buku ini.
Untuk itu, kutulis review ini untuk berbagi dengan teman-teman semua. Selamat membaca! 😊
Happy Reading - Finding North
sumber: findingnorth.no


“Ada alasan di balik semua yang terjadi, Tasha.”—halaman 44


Alur

The Sun is Also a Star termasuk novel romantis yang menurutku—cukup—tidak logis. Bagaimana tidak? Bayangkan, kamu ketemu seseorang secara acak di jalanan, end up with kamu jatuh cinta pada seseorang itu dengan begitu mudahnya. Yeah, we called it as “Cinta pada Pandangan Pertama.” Namun, apakah cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada? Hehe, aku sendiri termasuk yang skeptis dengan cinta pada pandangan pertama. Aku lebih meyakini bahwa cinta dapat hadir ketika telah terbiasa.
Kisah Natasha dan Daniel dirajut oleh Nicola Yoon dengan bumbu cinta pada pandangan pertama. Gaya penyampaian penulisnya begitu filosofis sehingga alur cerita terasa sangat manis. Meski terasa tidak masuk akal, tetapi cinta memang hadir diantara keduanya. Aku pun yang skeptis dengan cinta pandangan pertama, rasanya bisa menikmati buku ini dengan nyaman. Nggak logis, tapi manis! Diharap para pembaca tetap menjaga kewarasannya setelah membaca buku ini 😊

Manusia adalah makhluk yang tidak masuk akal. Bukannya diatur oleh logika, kami diatur oleh emosi. –halaman 57


Tokoh dan Karakter

Natasha dan Daniel merupakan tokoh sentral di dalam novel ini. Keduanya memiliki latar belakang kehidupan yang jauh berbeda, sehingga masing-masing juga mempunyai ciri khas karakternya sendiri. Dua insan terpisah yang disatukan oleh cinta, dengan jalan takdir yang begitu luar biasa.

Natasha, dideskripsikan sebagai sosok pecinta sains dan fakta-fakta. Sedang Daniel, sebagai sosok pemimpi yang begitu menyukai puisi.

Latar

New York dan segala isinya terbayang semakin menarik ketika aku membaca The Sun is Also a Star. Gedung-gedung tinggi dengan segala hiruk-pikuk manusianya, toko piringan kaset di sudut kota, kedai kopi dengan para pecandunya, dan deskripsi lainnya yang terasa begitu menghidupkan kisah Natasha dan Daniel.

New York City, NY: Thrilling City of Iconic Attractions
sumber: visittheusa.com

Meski kehidupan duniamu mungkin berat, ada tempat yang lebih baik di masa depan, dan Tuhan punya rencana untuk membawamu ke sana. –halaman 59


Konflik

Natasha dan Daniel sedang dilanda oleh masalah pribadinya masing-masing. Kemudian ketika keduanya bertemu, konflik semakin membesar. Natasha seorang Amerika-Jamaika yang akan dideportasi dalam waktu dua belas jam. Dan Daniel seorang Amerika-Korea, yang lelah berakting demi memenuhi ekspektasi orangtuanya terhadap dirinya. Konflik terkait keluarga, menjadi salah satu poin utama yang berusaha disampaikan oleh penulis.

Bagaimana kalau kehadiran kami hanyalah selingan bagi satu sama lain, bagai stasiun dalam perjalanan menuju tempat lain?—halaman 341


Tata Bahasa

Novel The Sun is Also a Star yang kubaca merupakan versi terjemahan Indonesianya yang diterbitkan oleh penerbit Spring. Dari dulu selalu suka dengan bahasa terjemahan buku-buku terbitan Spring sih, jadi aku nyaman-nyaman saja baca buku ini. Di novel ini banyak tulisan-tulisan yang filosofis, dan kurasa terjemahannya cukup baik.
By the way, di novel ini banyak footnotenya! Karena banyak istilah-istilah awam yang digunakan oleh Nicola Yoon. Lumayan, bisa nambah pengetahuan.

Kadang-kadang kebenaran bisa lebih menyakitkan dari yang kau kira.—halaman 131


The Value of Truth | Philosophy Talk
sumber: philosophytalk.org

Ending

Aku menyukai bagaimana cara Nicola Yoon mengakhiri kisah diantara Natasha dan Daniel. Kisah mereka berdua dapat terasa begitu manis, meski banyak sekali hal yang menurutku tidak logis. Kisah asmara yang terjalin diantara keduanya telah menemui berbagai lika-liku konflik kehidupan, untuk menguji seberapa tangguh dan kokoh hubungan diantara mereka. Nicola Yoon sebagai penentu garis takdir keduanya di novel ini sangat piawai untuk membuat akhir cerita menjadi semakin manis. Alur cerita tidak dipaksakan, namun teruntai dengan sangat manis.


“…. Memiliki mimpi tidak pernah membunuh siapa pun.”—halaman 221


Overall

Baiklah, sekali lagi kusebutkan bahwa:
The Sun is Also a Star adalah novel romantis yang menyajikan ketidaklogisan yang membuatku skeptis, namun anehnya terasa begitu manis.
Intinya, aku bisa menikmati buku ini dengan baik. Menurutku, novel ini cocok dibaca di waktu-waktu senggang, kala ingin rehat dari segala kepahitan dan kemirisan hidup, ciaelah.

Tapi jatuh cinta sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan formasi semesta.—halaman 230


Serap Makna

Dari novel romantis nan tidak logis ini, apa sih nilai-nilai atau pesan-pesan yang bisa kita serap maknanya untuk kehidupan?
Your Life Will be Incredibly Better if You Pursue Meaning Instead ...
sumber: medium.com
Pertama, tentang keluarga. Yup, di novel ini persoalan keluarga memiliki kekuatan yang penting dalam pengembangan ceritanya. Keluarga, akan selalu menjadi sendi utama di dalam kehidupan setiap orang. Keluarga tidak harus berdasarkan garis darah, namun keluarga adalah orang-orang yang selalu membersamai kita di sepanjang jalan terjal kehidupan. Namun, di novel ini lebih ditekankan kepada keluarga yang berdasar garis darah keturunan. Keluarga juga yang akan membentuk sifat dan perilaku kita kelak. Intinya, keluarga memiliki peran penting di dalam kehidupan kita, baik maupun buruk. So, try to treat your family as well as you can.

Beberapa orang hadir dalam hidupmu untuk menjadikan hidupmu lebih baik. Beberapa orang hadir untuk menjadikan hidupmu lebih buruk.—halaman 285


Kedua, konflik horizontal. Di dunia ini, kita akan banyak menemui warna abu-abu diantara hitam dan putih. Konflik horizontal terkait suku, agama, ras, bahkan juga warna kulit selama ini telah banyak terjadi. Banyak faktor yang menjadi pemicunya, termasuk faktor abu-abu ini. Namun, apapun yang terjadi, jangan pernah lupa untuk berusaha memanusiakan manusia. Karena kita semua hanyalah seonggok manusia. Please, take care of each other!
Terakhir, takdir selalu punya caranya sendiri untuk mempersatukan hal-hal yang tak pernah diduga-duga.

Sekian dulu cuap-cuap dariku, sampai jumpa di cuap-cuap buku selanjutnya!
Salam literasi!

Comments

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye