[Blogtour & Giveaway] Golden by Jessi Kirby

Judul : Golden

No. ISBN : 978-602-74322-7-7

Penulis : Jessi Kirby

Penerjemah: Wisnu Wardhana

Penyunting: Adeliany Azfar

Proofreader: Titish A.K.

Penerbit : Spring (imprint Haru)

Jumlah Halaman : 308 hlm

Kategori : YA, Contemporary, Mystery, Romance

Blurb:

Parker Frost belum pernah mengambil risiko. Dia akan lulus dari SMA sebelum sempat mencium cowok yang dia sukai. Jadi, saat nasib menjatuhkan buku catatan Julianna Farnetti ke pangkuannya—buku catatan yang mungkin bisa membongkar misteri kota tempat tinggalnya—Parker memutuskan untuk mengambil kesempatan itu.

Julianna Farnetti dan Shane Cruz dikenang sebagai pasangan ideal di SMA Summit Lakes, sempurna dalam segala hal. Mereka meninggal dalam kecelakaan di malam bersalju, meninggalkan hanya sebuah kalung, dan tanpa jenazah. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu.

Hanya saja, tidak semua kebenaran ingin ditemukan….

“Dari apa yang kulihat, ‘kemungkinan’ hampir selalu lebih baik daripada ‘kenyataan’.”—halaman 10.

Kilas balik cerita

Pertama kali mengintip instagram @katalogspring mataku langsung terpikat dengan covernya novel Golden ini. Glowing-glowing gimana gitu. I’m not a person who loves book from its cover. Because I think the most important thing of book is about its story. But, I love Golden since the first time I saw its cover!  <3

Jadi, Golden ini bercerita tentang kehidupan seseorang bernama Parker Frost. FYI, pas pertama kali baca blurb Golden, aku mengira Parker ini laki-laki, lho. Makanya aku sempat bingung, lho ini tentang gay? Padahal setahuku, novel tentang gay yang diterbitkan oleh Penerbit Spring itu yang judulnya Simon VS The Homosapiens Agenda. Ternyata setelah baca beberapa halaman dari novel Golden, terjawab sudah pertanyaanku. Yep, Parker nama perempuan yaa, Guys. So, novel Golden bukan tentang gay. Murni tentang kisah seorang perempuan yang selalu berada dalam titik nyamannya dan belum pernah mengambil risiko.

Karena menurut Robert Frost, “yang berharga tidak akan pernah bisa abadi”.—halaman 14.

~~~

“Aku tidak pernah berani bersikap radikal saat muda

Karena takut akan membuatku konservatif saat tua.”—halaman 34.

Parker Frost mendapati dirinya telah berada di tingkat akhir masa sekolahnya. Ia merasa telah menjalani tahun-tahun sekolahnya dengan menjadi anak yang baik serta penurut. Ia tak pernah melakukan hal-hal yang menurutnya di luar batas. Pokoknya, si Parker ini anaknya kaku banget.  Tipikal anak rajin kesayangan guru gitu deh. Dan memang benar, Parker bahkan menjadi asisten guru favoritnya, Mr. Kinney.

Parker memiliki seorang sahabat perempuan yang bernama Kat. Sifat Kat sangat bertolak belakang dengan Parker. Kat punya nyali untuk cabut sekolah, Kat sering melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan oleh seorang Parker. Intinya, Kat tuh orangnya ‘hebring’ abiiiis. Nggak seperti Parker yang kaku, Kat malah luwes dengan segala keadaan. Makanya aku agak bingung juga ya dengan Parker. Kok bisa-bisanya dia memilih teman dekat yang justru berbeda 180 derajat dengan sifat dirinya? :’)

Bahkan mamanya Parker sudah mewanti-wanti agar Parker menjaga jarak dari Kat. Beliau menganggap Kat bukan anak baik-baik yang pantas menjadi teman dekat anaknya. Tapi Parker selalu membela sahabatnya di depan mamanya. Ia selalu berusaha menjelaskan pada mamanya bahwa sebenarnya Kat bukan anak berandalan seperti yang ada di benak pikiran mamanya.

Mudah sekali mengabaikan ketika yang kau lakukan hanyalah fokus pada jalanan lurus di depanmu.—halaman 40.

Kehidupan SMA memang tidak jauh-jauh dengan kehidupan asmara. Bahkan orang se-kaku Parker pun memiliki kenangan asmaranya tersendiri. Yah, walaupun Parker ini selalu menolak untuk mengakui bahwa dia menyukai laki-laki tersebut. Parker selalu ‘sok’ gengsi dan jual mahal banget. Tapi aku salut sama Parker, karena nggak gampang menaruh hatinya untuk laki-laki. Kupikir, sebagai perempuan memang harus berlaku seperti itu sih, jangan terlalu murah, eeeh xD. Dan tebak yang bikin gemasnya apa coba? Tokoh laki-lakinya ini gengsi-an juga! Kan makin gemaaaaaaay! Tebak nama tokoh laki-lakinya siapa? :b

Kisah asmara Parker dibumbui dengan misteri Julianna Farnetti dan Shane Cruz—pasangan yang melegenda di kota tempat tinggalnya. Julianna dan Shane yang selalu di-elu-elu-kan oleh orang-orang, ternyata memiliki nasib yang kurang beruntung. Keduanya meninggal dalam kecelakaan di malam badai salju. Sedihnya lagi, jenazah keduanya tidak berhasil ditemukan oleh tim SAR. Tidak ada yang pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di malam itu. Semuanya masih menjadi misteri, hingga akhirnya Parker menemukan jurnal peninggalan Julianna. Dari jurnal Julianna tersebutlah, Parker mencoba untuk keluar dari zona nyamannya dan berusaha melampaui batas.

Kita semua adalah pribadi yang pasti melebihi pribadi yang kita tampilkan kepada semua orang.—halaman 43.

~~~

Tidak masalah bahwa aku sudah mengetahui bagaimana akhir cerita mereka, bagian favoritku dari kisah cinta mana pun adalah permulaannya.—halaman 95.

Jessi Kirby
(source:google)

Plot

Alurnya rapi dan padu. Pokoknya alurnya pas, nggak terlalu slow atau fast. Cara Jessi Kirby menggulirkan fakta-fakta dari misteri Julianna-Shane sangat mengagumkan. Aku senang dengan plot cerita yang dibuatnya.

Aku suka dengan bagaimana kisah asmara Parker mulai terjalin. Walaupun di novel ini, kisah mereka tidak menjadi titik point utama. Karena tentunya, Jessi Kirby lebih menekankan bagaimana Parker Frost berusaha menjadi dirinya yang sebenarnya. Dan bagaimana Parker Frost mengungkap misteri yang ada diantara Julianna Farnetti dan Shane Cruz.

Karakter

Jujur ya, karakter-karakter tokoh yang ada di novel ini hampir semuanya realistis. Jadi nggak ada yang terlalu baik atau terlalu jahat. Walaupun Parker menurutku ‘terlalu’ kaku sih, hahaha. Mulai dari gaya sehari-harinya, gaya nurutnya, gaya gengsinya, ah gemas gemas! Dan karakter tokoh favoritku disini adalah…... Trevor Collins (hayo siapa dia:b). Termasuk tipe laki-laki idealku deh si Trevor ini :)) aku juga suka sama Mr. Kinney. Guru favoritnya Parker yang unik dan memberikan kesan tersendiri bagi murid-muridnya. Kat juga suka. Ah, semua suka semua suka! xD

Aku ingin menjadi seseorang yang berani, yang mengambil risiko dan tidak memiliki penyesalan.—halaman 46.

Latar

Untuk penggambaran latar suasananya sih entah mengapa aku dapat banget feelnya. Suasana misterinya, suasana romansanya, suasana persahabatan, suasana konfliknya dan suasana-suasana lainnya yang hadir di dalam cerita novel Golden.

Penggambaran latar tempat dan waktunya juga mudah terbayang olehku. Dan tiba-tiba aku berharap novel ini diadaptasi menjadi sebuah film. I think it would be cool! :D

Sudut pandang

Jessi Kirby memakai sudut pandang pertama Parker untuk novel Golden ini. Jadi, bagaimana posisi dan perasaan Parker itu bisa benar-benar kurasakan. Bahkan, di beberapa bagian, aku merasa Parker mirip aku xD apalagi aku dan Parker sama-sama duduk di bangku tingkat akhir sekolah. Duh……. UM, USBN, UAMBN, UN, PMB STAN, SBMPTN……. *Lho jadi curhat :(

“Maaf kalau mengecewakanmu, P, tapi cowok-cowok di dunia nyata tidak bicara seperti mereka yang ada di buku-buku Nicholas Spark.”—halaman 75.

Konflik

Puncak konfliknya cukup oke sih. Hanya saja aku merasa kurang ‘sreg’ ketika cerita berada di puncak konfliknya. Entah mengapa ceritanya agak terkesan datar saat di puncak konfliknya, harusnya lebih di ’jedeeeeeeer’ dan lebih dibuat deg-deg-an. Tapi aku yes banget lah sama konflik asmaranya :’))

Ending

Meskipun aku sudah bisa menebak endingnya akan seperti apa (pembaca sotoy), aku tetap takjub saat mengetahui bahwa endingnya akan seperti itu. Dugaanku tidak 100% benar, hanya 90% benarnya. Ending yang dilukis, ehm, maksudku yang dirangkai oleh Jessi Kirby ditutup dengan quotes manis;

“Dalam tiga kata, aku bisa menyimpulkan semua yang telah kupelajari tentang hidup: Hidup terus berjalan.”—Robert Frost

Aaaah, aku suka dengan cara Jessi Kirby mengakhiri ceritanya. Lugas dan manis. Dan tentunya, memberikan banyak pesan pada pembacanya. Quote-able banget deh. Golden makes me smile at the end. :)

“Mengambil risiko bisa bermanfaat jauh lebih banyak dari yang kau tahu.”—halaman 204.

“… dan kita semua harus hidup dalam pilihan-pilihan yang kita buat.”—halaman 262.

Overall

Oke, di penghujung review ini, aku menegaskan bahwa novel Golden merupakan salah satu novel favoritku. Ceritanya ringan tapi membuatku terkesan. Bagaimana misteri Julianna-Shane diungkap oleh Parker, bagaimana Parker berubah untuk menjadi dirinya yang sebenarnya, bagaimana kisah persahabatan Parker dengan Kat, bagaimana kisah romansa Parker dengan Trevor, bagaimana Parker keluar dari titik nyamannya dan mengambil risiko, serta bagaimana-bagaimana lainnya yang berhasil membuatku terpikat terhadap novel ini.  

Bahkan, saat aku mulai menulis review ini, aku agak sedikit takut, karena sulit sekali untuk mereviewnya tanpa spoiler beberapa adegan cerita yang terlukis begitu lengkap di otakku. Dan, aku juga bertanya-tanya, kok bisa-bisanya rating di Goodreads terhadap novel ini hanya mencapai 3.86? I mean like, seriously? Aku secara personal memberikan 4 bintang dari 5 bintang untuk novel Golden! ⭐⭐⭐⭐

“Sering kali seseorang bertemu takdirnya di jalan yang ia lalui untuk menghindarinya.”—Petuah Kue Keberuntungan.

“Aku benci menatap ke belakang dan melihat betapa naifnya diriku terhadap banyak hal. Hidup berjalan sangat jauh berbeda dari yang bisa kau bayangkan di usia tujuh belas.”—halaman 93

Catatan untuk Penerbit & Kru

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Spring yang sebesar-besarnya atas kerjasamanya untuk Blogtour Golden kali ini. Terima kasih telah memberiku kepercayaan untuk mereview Golden. Much Love! <3

Anyway, aku suka banget sama bahasa terjemahannya. Halus (emangnya kulit?-_-) ya pokoknya nggak kaku deh bahasa terjemahannya. Meski beberapa potongan bait puisi  yang hadir di setiap awal bab, bahasa terjemahannya agak sulit dipahami. Karena terlalu ‘nyastra’ puisinya hahaha. Oya, sejauh ini aku tidak menemukan typo, lho, di novel Golden cetakan pertama ini. Congrats, yeaaayy!!

“Kau terlalu muda untuk melihatnya, tapi setiap pilihan yang kau buat itu penting. Setiap pilihan punya kekuatan untuk memengaruhi kehidupanmu nanti dengan cara yang tidak bisa kau ubah.”—halaman 277

“Tapi apa yang tidak saya sadari selama waktu itu, apa yang saya lewatkan selama ini, adalah bahwa kesempatan ada di mana-mana. Kehidupan juga terdiri atas kesempatan….”—halaman 288.

Sekian review dari saya, semoga bermanfaat! Oya, besok dan seterusnya, lanjutkan touring ke blognya Kak Dhila, Kak Frida, Kak Tiara, dan Kak Asri yaaa! Happy touring! ^^

*** !!! GIVEAWAY TIME !!! ***

Ada satu buah notes Golden persembahan dari Penerbit Spring untuk salah satu dari kalian nih! Lho, kok bukan novel hadiahnya, Kak? Untuk giveaway berhadiah novel Golden, bisa kalian ikuti di akhir rangkaian Blogtour Golden ini. Sekarang, kalian bisa mengikuti giveaway yang berhadiah notesnya dulu :D kan lumayan buat nulis-nulis, siapa tahu jadi penulis seperti Jessi Kirby nantinya? Hihihi. Oke, cara ikutannya gimanaaa tuh? Gini caranyaaa: 

1. Memiliki alamat pengiriman di Indonesia.
2. Follow blog ini (opsional) melalui GFC, Google+ atau Email. Lalu, follow akun twitter (WAJIB) @pabooel dan @penerbitspring. Oya, kalian juga boleh follow akun instagram @bookaisy dan @penerbitspring (lho, malah promosi xD).
3. Share link Blogtour ini dengan menggunakan hastag #BlogtourGolden dan jangan lupa untuk mention @pabooel & @penerbitspring. Kalau ada yang ingin post di instagram, boleh repost banner Blogtour Golden, lalu tag akun instagram kami dan sertakan hastag #BlogtourGolden.
4. Tulis nama, akun twitter, domisili,  dan link share di kolom komentar di bawah ini.
5. Giveaway ini berlangsung sampai dengan 11 Maret 2017 pukul 23.59 WIB. 

Kalau masih ada yang bingung dengan rules-nya, boleh tanya di komentar atau mention aku di twitter ya! :D Good luck! ^^