[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye

Judul : Tentang Kamu
No. ISBN : 978-602-08-2234-1
Penulis : Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Penerbit : Republika Penerbit
Jumlah Halaman : 524 hlm
Kategori : Fiksi, Drama, Historical Fiction


ig: @bookaisy

Blurb:

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu,
itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku.
Cinta memang tidak perlu ditemukan,
cintalah yang akan menemukan kita.


Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali,
aku tidak akan menangis karena sesuatu telah
berakhir, tapi aku akan tersenyum karena
sesuatu itu pernah terjadi.


Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi.
Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir.
Maka biarlah hidupku mengalir seperti
sungai kehidupan.

~~~

Kilas Balik Cerita
Lagi dan lagi, Tere Liye berhasil membuatku berdecak kagum sekali lagi atas kelahiran novel terbarunya, Tentang Kamu. Walaupun sudah menjadi penggemar tulisan-tulisan beliau sejak lama, aku masih saja dibuat surprised dengan plot ceritanya Tentang Kamu. What an amazing book! Mari kita kupas perlahan-lahan tentang isi dari novelnya melalui review-ku ini. Insya Allah aku nggak akan spoiler :)


“… Selain Bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan.”—halaman 45.


Mungkin beberapa orang yang belum pernah membaca karya Tere Liye akan mengira genre novel ini adalah pure romance. Karena sinopsisnya yang begitu lekat dengan kata-kata cinta. Bagi para penggemar Tere Liye, pasti sudah tahu bahwa cerita romance karangan Tere Liye bukan sekadar romance biasa. Tapi, aku juga bingung mau memasukannya ke dalam genre apa novel Tentang Kamu ini. Waktu menulis ‘kategori’ sebagai data buku di atas, aku mikir lamaaa banget. Masuk genre mana, ya, Tentang Kamu? Yang sudah pasti sih hanya keterangan fiksinya. Gimana ya, novel ini ada bagian romancenya, ada sejarah-fiksinya, ada drama kehidupannya, bahkan ada actionnya juga. Tapi, karena aku pikir, drama dan sejarah-fiksinya yang lebih dominan, maka aku tuliskan drama dan sejarah-fiksi di kategori data buku di atas.

Novel “Tentang Kamu” memiliki tokoh utama dengan nama yang unik, Zaman. Lengkapnya Zaman Zulkarnaen. Zaman adalah seorang lulusan master hukum di Oxford University. Ia bekerja sebagai associate di firma hukum Thompson & Co., firma hukum yang menjadi legendaris karena prinsip serta komitmen yang dipegangnya.


…, betapa keserakahan bisa mengubah orang lain menjadi lebih dari hewan buas. –halaman 142


Hingga suatu hari, ia dipanggil oleh atasannya untuk menuntaskan sebuah kasus dari kliennya. Kasus ini merupakan permasalahan harta warisan yang ditinggalkan oleh kliennya yang baru saja meninggal. Usut punya usut, harta warisan yang ditinggalkan oleh kliennya ini jumlahnya begitu besar. Dan ternyata, kliennya ini bernama Sri Ningsih. Ya, Sri Ningsih satu kewarganegaraan dengan Zaman. Sayangnya, data diri Sri Ningsih begitu sulit untuk ditemukan. Bahkan surat wasiatnya pun tidak ada. Sehingga sulit untuk mencari siapa ahli pewarisnya yang berhak menerima warisannya. Sri Ningsih hanya meninggalkan sedikit barang, dan yang bisa membantu Zaman menuntaskan kasus Sri Ningsih hanyalah sebuah diari yang ditulis oleh tangan Sri Ningsih sendiri.


Selemah apa pun fisik seseorang, semiskin apa pun dia, sekali di hatinya punya rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya.—halaman 48


Dan dimulailah perjalanan Zaman untuk mengupas sejarah kehidupan Sri Ningsih demi menemukan ahli waris Sri Ningsih. Perjalanan Zaman ini meliputi tiga Negara, yakni Indonesia, Inggris, dan Prancis. Jarang-jarang kan, Bang Tere Liye pakai setting di luar negeri? Dan ya, Tere Liye selalu membuat kejutan-kejutan di dalam plot ceritanya. Kejutan apa sih? Yuk, segera dibaca novelnya :)
~~~

“Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.”—halaman 257.


Review
- Plot
Memang tidak bisa diragukan lagi ya, Tere Liye ini memang jagonya membuat cerita yang plot twist. Walaupun, di ¾ akhir cerita aku sudah bisa menebak siapa tokoh antagonisnya, aku masih belum bisa merajut benang merahnya. Masih sekadar tebak-menebak. Dan di tiap babnya itu lho, ya ampun?! Banyak banget hal-hal yang nggak kepikiran sama aku sebelumnya. Benar-benar kejutan banget. Setiap berhasil mengupas satu persatu sejarah Sri Ningsih, pasti ada saja yang bikin “ya Allah, ini cerita bikin geregetan banget sih?!?!?!”. Terus aku menemukan keterkaitan novel ini dengan novel Rindu, ih nggak nyangka bisa pas banget ceritanya. Ditambah lagi, ada sejarah tentang Indonesia yang diangkat ke dalam cerita novel ini. Bang Tere makan apa sih, bisa nulis plot sekeren ini? :’)

- Konflik
Akhir-akhir ini aku selalu kecewa dengan konflik yang ada di dalam novel-novel Tere Liye. Kenapa? Karena aku merasa konfliknya kurang rumit, jadinya puncak konfliknya kurang memuaskan. Rasanya seperti datar-datar saja. Namun, Tentang Kamu membayar kekecewaanku dengan lunas. Konflik awalnya hingga akhir penyelesaiannya cukup memuaskan. Tapiii, aku sedikit bertanya-tanya. Kenapa konflik romansanya dikit banget ya? Lebih banyak ke konflik drama kehidupannya Sri Ningsih. Walaupun dikit, tetap keren sih romansanya, unik-unik dramatis gimana gituuuu… :3


“Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu begitu dalam telah memberikanku kekuatan.”—halaman 409.


- Karakter
Dari semua karakter yang ada, Zaman lah yang paling aku suka. Yaa, memang bisa dikatakan Zaman nih terlalu sempurna. Mapan, cerdas, gagah, jago taekwondo, sayang mamanya banget lagi, ah pokoknya  laki-laki idaman banget lah ya. Untuk karakter Sri Ningsih, duh, aku mau banget punya karakter seperti Sri. Sri itu perempuan tangguh banget. Oya, karakter-karakter tokoh di novel ini terasa nyata banget. Soalnya benar-benar manusiawi banget gitu lho. Sampai-sampai aku bertanya-tanya, “ah nyata kali ini, bukan tokoh fiksi…”


Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x.—halaman 210.


- Sudut Pandang
Novel Tentang Kamu menggunakan sudut pandang orang ketiga. Mungkin banyak yang bertanya-tanya “yah, nggak seru dong? Feelnya kan nggak terlalu dapet kalo sudut pandang orang ketiga.” Aku bisa bantah komentar tersebut, karena aku pun termasuk pembaca yang sering mengeluhkan sudut pandang yang dipakai. Biasanya memang sudut pandang orang pertama yang lebih bisa mendapati ‘feel’nya. Tapi, sekali lagi, inilah Tere Liye, penulis yang sangat piawai dalam merangkai tulisan-tulisannya. Walaupun memakai sudut pandang orang ketiga, pembaca tetap bisa mendapati feel yang mendalam. Karena Tere Liye menuliskannya dengan penjabaran yang sangat detail.

- Latar
Seperti yang sudah aku paparkan di Kilas Balik Cerita, bahwa perjalanan Zaman meliputi tiga Negara. Selama ini Tere Liye jarang menggunakan latar tempat di luar negeri, dan kali ini beliau membuktikannya bahwa beliau juga bisa menggambarkan latar luar negeri dengan baik. Tere Liye juga mengangkat latar Indonesia dengan baik. Kalian tahu Pulau Bungin? Bahkan, aku sampai googling saking keponya gara-gara novel Tentang Kamu. Sekadar memastikan, apakah benar Pulau Bungin itu ada di Indonesia? Dan adakah kambing yang memakan sampah kertas? #kemanasajadiriku. Feel suasananya juga kerasa pas banget kok. Apalagi pas suasana di bab pengkhianatan, duh, mantap kaleeeeeeee!

- Ending & Overall
Endingnya sih seperti biasanya Tere Liye menyelesaikan sebuah konflik cerita. Tetapi, jujur saja, pada saat aku sampai di halaman terakhir novel Tentang Kamu, aku refleks mengucapkan “Alhamdulillah”. Nggak tau kenapa refleks begitu, mungkin karena aku benar-benar merasa puas sama novelnya.


“Ah, jatuh cinta kadang membuat orang bisa melakukan hal bodoh, Sri.”—halaman 369.


Overall aku puas banget baca Tentang Kamu. Komposisi antara narasi dengan dialognya pas, tidak berlebih, tidak kurang juga. 524 halaman yang penuh keajaiban. Tere Liye dalam novel Tentang Kamu ini tidak hanya sekadar menghibur pembacanya, namun juga mengajarkan para pembacanya tentang kehidupan tanpa terkesan menggurui. Nasihat-nasihat kehidupannya sangat memotivasi. Kejutan-kejutan di dalam plot ceritanya berhasil membuatku tercengang-cengang. Padahal sudah lama menjadi penggemar tulisannya Bang Tere Liye, tapi masih aja tercengang-cengang. Aku nggak menyangka sama sekali, bahwa akan ada bagian actionnya, walaupun cuma sedikit. Komedinya juga ada :))


“Chaty, jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru.”—halaman 278


4.5 bintang dari 5 bintang untuk Tentang Kamu! Yep, Tentang Kamu menjadi favoritku dari Bang Tere Liye. :)
~~~

Untuk penerbitnya (beserta kru-krunya), Republika, terima kasih sudah mendesain covernya dengan sangat baik, aku suka banget! :) namun, ada catatan sedikit, di novel Tentang Kamu punyaku (cetakan keempat), ada sedikit typo di halaman 124. Oya, di halaman 96 juga ada yang kurang tepat penulisan namanya. Di halaman tersebut tertulis “Sri Rahayu”, namun aku merasa yang dimaksudkan itu bukan “Sri Rahayu” tapi “Sri Ningsih.” Sisanya, Alhamdulillah aku tidak menemukan kekurangan lainnya. Good job!




Toh, dalam kehidupan, masa sekarang dan masa depan jauh lebih penting, karena masa lalu, sehebat apa pun itu telah tertinggal di belakang.—halaman 375-376

Comments

  1. Menurut Bg Tere Liye, novel ini genre nya lebih berat ke auto-biografi. Aku juga suka plot nya. Aduuhhh.. Ini novel emang keren. Review nya juga ada loh di blog aku. :)

    ReplyDelete
  2. Waahhh thankyou reviewnya. Bakalan baca, deh. (Kalau ounya uang wkwk)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga sudah mampir kesini! :) btw, kamu bisa kok baca tanpa harus beli, kan bisa pinjam teman atau perpus dulu hehehe

      Delete
  3. Yesss emang betul, tentang Kamu itu karya yg amazing bgt, inspiratif bgt ada romantisnya juga, dan pastinya nilai2 agama.. Gak bosen2 bacanya

    ReplyDelete
  4. Tere Liye memang selalu menjadi penulis favorit saya. Lewat novel yang berjudul tentang kamu ini, kita disuguhkan oleh kisah hidup ningsih yang menurut saya penuh perjuangan, kisah tragis dan sedih, yang mana sangat layak untuk dijadikan sebagai tauladan. Aku suka banget sama novel ini, huhuhuh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana