Posts

Showing posts from 2019

Desember Berkata

"Ah, akhirnya!" Ucapnya ketika aku datang. Dia masih sama, selalu tersenyum menyambut kedatanganku. Tak peduli seberapa buruk raut mukaku, akibat kelelahan berkepanjangan ini. Aku sungguh berterima kasih atas senyum indahnya. Tatkala aku duduk di sofa empuk itu, Ia berkata dengan tulus, "Terima kasih, terima kasih telah bertahan sampai sini. Aku tahu kamu kuat, tapi aku tetap ingin mengucapkannya saja." Aku hanya bisa tersenyum samar. Haha, Dia bilang apa? Aku kuat katanya? Hahahaha. Sudah gila dia, bagaimana bisa aku yang seperti ini, dikatakan kuat? Aku dapat bertahan, tapi bukan berarti kuat. Tidak, tidak. Aku sedang tidak mencari perhatian. Tidak pula butuh bantuan. Hanya mengatakan sebuah fakta. "Sebelas bulan perjalanan itu aku tahu tidaklah mudah, penuh tangis air mata, luka-luka yang kembali terbuka, amarah tertahan dan terbuang, yang mengikis pertahanan dengan sadis. Tapi bukankah, dib

Terurai

Sayup-sayup helaan nafas Terdengar menyesakkan Tak beraturan Remuk tertekan Kembali ia menghela nafas Sesaat sebelum menggelegar Menggenang, dan Menenggelamkan Ranah kelam Yang telah lama karam Kini terurai Menjelma raksasa Terpaku kelu Mengendapkan pilu

Pesan Terakhir

"Selamat malam!" Sapanya hangat padaku "Aku mau pamit" Sambungnya dengan tak nyaman Ternyata, Aku sudah lama terlena Hingga tiba waktunya Untuk kembali berpisah dengannya Malam ini, Malam ganjil terakhir Yang bahkan tak bisa kugenggam Tapi harus tegar dan ikhlas Saban kali hari ini datang, Tak pernah kuasa Tuk menahan tangis "Akankah ini jadi perjumpaan terakhirku denganmu? Sudahkah yang kali ini menjadi yang terbaik dihadapanNya?" Kemudian ia hanya tersenyum Barangkali ia tahu Atau tidak tahu Atau mungkin, tidak mau aku tahu Tentang jawabnya "Bersedihlah, Karena tak bisa menutup kepergianku Dengan dua rakaat kemenangan. Namun, jangan terlalu larut Karena kemenangan yang sesungguhnya Terjadi ketika kamu tetap teguh di jalan kebenaran" Ia berhenti sebentar Kemudian dilanjutkannya "Pertahankan yang dirasa sudah baik, Usahakan yang dirasa belum baik, Tinggalkan yang dirasa tidak baik, Jadikan aku sebagai

Salam Sayang

Kamu bilang, Hanya aku yang kamu tunggu-tunggu Kamu bilang, Tak sabar tuk berjumpa denganku Kamu juga bilang, Akan meluangkan waktumu Demi berpuas diri bersamaku Selama aku di sisimu Bulan beranjak Hari-hari berganti Jam dinding berdentang Hingga akhirnya aku sampai Di depan pintu rumahmu Dengan tulus kuucapkan Salam hangat Disertai senyum sumringahku "Wahai, aku telah datang! Aku yang telah kamu tunggu-tunggu, yang buatmu tak sabar tuk berjumpa" Kukira aku 'kan jadi Tamu istimewamu Yang 'kan disambut Dengan penuh suka cita Namun, nyatanya apa? Kamu malah bertanya "Ah, kenapa datang sekarang? Ini terlalu cepat" Kupikir, kedatanganku tak begitu cepat Kabarku ada tiap harinya Tuk jadi pengingatmu Bahwa aku akan datang Pada Minggu malam "Sudah waktunya, sayang" Jawabku dengan tenang "Tak apa, aku masih lama di sini. Kamu selesaikan saja urusanmu, aku akan setia menunggumu sampai batas waktuku tiba"

Tetap Berjalan

Pagi beranjak siang Siang berganti malam Terbit lalu terbenam Panas kemudian dingin Begitulah cara kerjanya Tanpa memedulikan sekitar Menggerus apapun yang berada di depan matanya Maka waktu akan tetap berjalan Seiring roda kehidupan berputar Tak peduli kamu sedang di atas atau terpuruk di bawah Dengan diam, ia akan tetap berdetak perlahan Jangan disia-siakan, pesannya Karena tak ada reka ulang Bangkitlah sayang, dan tetap berjalan

Kehidupan Fana

Datang, kemudian pergi Hanyut, kemudian larut Ukir, kemudian hapus Erat, kemudian hempas Ikat, kemudian lepas Sebuah rangkai kehidupan Simbolis kefanaan yang penuh makna juga warna Nikmati sejenak Beri ruang penerimaan Kemudian simpan, serta uraikan Tangisan, senyuman Secarik emosi tuk memahami arti rasa bernamakan "Hidup"