Pesan Terakhir

"Selamat malam!"
Sapanya hangat padaku
"Aku mau pamit"
Sambungnya dengan tak nyaman

Ternyata,
Aku sudah lama terlena
Hingga tiba waktunya
Untuk kembali berpisah dengannya

Malam ini,
Malam ganjil terakhir
Yang bahkan tak bisa kugenggam
Tapi harus tegar dan ikhlas

Saban kali hari ini datang,
Tak pernah kuasa
Tuk menahan tangis
"Akankah ini jadi perjumpaan terakhirku denganmu?
Sudahkah yang kali ini menjadi yang terbaik dihadapanNya?"

Kemudian ia hanya tersenyum
Barangkali ia tahu
Atau tidak tahu
Atau mungkin, tidak mau aku tahu
Tentang jawabnya

"Bersedihlah,
Karena tak bisa menutup kepergianku
Dengan dua rakaat kemenangan.
Namun, jangan terlalu larut
Karena kemenangan yang sesungguhnya
Terjadi ketika kamu tetap teguh
di jalan kebenaran"

Ia berhenti sebentar
Kemudian dilanjutkannya
"Pertahankan yang dirasa sudah baik,
Usahakan yang dirasa belum baik,
Tinggalkan yang dirasa tidak baik,
Jadikan aku sebagai pijakan pertama,
Yang akan mengukuhkan langkahmu kedepan.
Jikalau diberi izin olehNya,
Tahun depan kita jumpa lagi ya"

Semilir angin malam berhembus
Tak menusuk, namun sejuk
Setetes, dua tetes
Gerimis mulai membanjiri
Yang disertai balutan kabut
Bahkan semesta pun menangisi kepergiannya

Ramadhan,
Keberadaanmu merupakan keistimewaan

Ramadhan,
Bulan yang penuh dengan kebaikan
Untuk aku, yang penuh dengan kekhilafan

Ramadhan,
Esok, atau lusa merupakan waktu terakhirku bertemu denganmu
Jikalau ada kesempatan, kita jumpa lagi tahun depan

Ramadhan,
Selamat jalan!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye