Salam Sayang

Kamu bilang,
Hanya aku yang kamu tunggu-tunggu
Kamu bilang,
Tak sabar tuk berjumpa denganku
Kamu juga bilang,
Akan meluangkan waktumu
Demi berpuas diri bersamaku
Selama aku di sisimu

Bulan beranjak
Hari-hari berganti
Jam dinding berdentang
Hingga akhirnya aku sampai
Di depan pintu rumahmu

Dengan tulus kuucapkan
Salam hangat
Disertai senyum sumringahku
"Wahai, aku telah datang!
Aku yang telah kamu tunggu-tunggu,
yang buatmu tak sabar tuk berjumpa"

Kukira aku 'kan jadi
Tamu istimewamu
Yang 'kan disambut
Dengan penuh suka cita

Namun, nyatanya apa?
Kamu malah bertanya
"Ah, kenapa datang sekarang?
Ini terlalu cepat"

Kupikir, kedatanganku tak begitu cepat
Kabarku ada tiap harinya
Tuk jadi pengingatmu
Bahwa aku akan datang
Pada Minggu malam

"Sudah waktunya, sayang"
Jawabku dengan tenang
"Tak apa, aku masih lama di sini.
Kamu selesaikan saja urusanmu,
aku akan setia menunggumu
sampai batas waktuku tiba"
Tambahku dengan lebih tenang

Kemudian kamu undur diri
Kembali sibuk dengan urusanmu
Begitu seterusnya
Sampai batas waktuku hampir habis

Mungkin kamu memang sibuk
Hingga aku tak dihiraukan
Mungkin kamu lupa
Bahwa nantinya aku harus kembali pergi
Mungkin, esok atau lusa,
Kamu 'kan menyadari
Dan memberikan yang terbaik untukNya

Aku tak pernah berhenti
Tuk berbaik sangka padamu
Karena katamu dulu,
Akan meluangkan waktu untukku
Sampai batas waktuku tuk beranjak lagi

"Wahai, kamu!
Aku masih menunggumu
Meluangkan waktu terbaik
Untuk melakukan ibadah-ibadahmu padaNya
Di saat aku masih ada di sini

Wahai, kamu!
Sedikit lagi, aku 'kan beranjak pergi
Maukah kamu,
melakukan hal-hal yang istimewa
tak seperti biasanya?
Seperti shalat dengan rakaat lebih banyak,
Bangun sahur sepertiga malam,
Mengaji sampai khatam,
Dzikir dan shalawat,
Menambah dan muraja'ah hafalan,
Serta meningkatkan ibadah sunnah lainnya.
Maukah kamu?

Maaf,
Jika pertanyaanku terlalu berat.
Kamu berhak menjawab tidak,
Tapi pasti aku kecewa,
Apalagi Dia

Karena aku tak bisa berjanji,
Tuk kembali lagi di tahun depan,
Keputusan ada di tanganNya"

Salam sayang,
Dari aku yang akan kembali pergi,
Si bulan Ramadhan.

Comments

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye