[BOOK REVIEW] The Fever Code (prekuel kedua serial The Maze Runner) by James Dashner

Judul : The Fever Code
No. ISBN : 978-979-433-979-4
Penulis : James Dashner
Penerjemah: Eka Suryana Saputra
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 450 hlm
Kategori : Fiksi, Fantasi, Remaja


ig: @bookaisy / @pabooel :D


Blurb:

Pertama, dunia hancur: hutan-hutan terbakar, danau serta sungai mengering, dan permukaan laut naik.

Lalu, datanglah wabah: demam menyebar ke seluruh dunia.
Kematian melanda, kekerasan berkuasa, dan pembunuhan merajalela.

Dalam keputusasaan, muncullah WICKED yang mencari solusi untuk menyelamatkan dunia. Mereka lantas menemukan anak laki-laki yang sempurna. Anak itu bernama Thomas.

The Fever Code adalah prekuel kedua dari serial The Maze Runner yang fenomenal. Di sini, kesetiaan akan diuji, kebohongan akan terbongkar, serta semua rahasia akan terjawab. Ini adalah kisah bagaimana Thomas menciptakan maze … dan hanya dia yang mampu menghancurkannya.

Review
Yup, finally I’ve done read The Fever Code which is the 5th book of The Maze Runner series. Well, everything is clear. Prekuel kedua dari serial The Maze Runner ini menjelaskan tentang keadaan di permukaan bumi lima belas tahun pasca ledakan sinar matahari. Keadaan dimana WICKED berhasil dibentuk oleh petinggi-petinggi negara di dunia ini. Seluruh operasional yang dilakukan oleh WICKED sebelum maze dibangun akan dipaparkan. Dan pastinya mengupas secara perlahan-lahan peran Thomas dalam pembangunan maze bersama WICKED. Serta mengungkap siapa pengkhianat sebenarnya dalam kisah ini.

Cerita di awali dengan prolog Newt yang menggunakan sudut pandang ketiga. Yang mana di prolog ini James Dashner mengambarkan detik-detik direnggutnya kehidupan Newt dan Lizzy—adiknya, oleh WICKED. Newt, aku ngga kuat :(. Lalu cerita beralih kepada keadaan awal Thomas di markas WICKED, dan disinilah seluruh rahasia perlahan-lahan akan terbongkar.

Thomas belum genap berumur lima tahun saat dibawa ke markas WICKED. Tetapi dunianya yang masih seumur jagung itu telah dipenuhi kehampaan dan rasa sakit. Layaknya anak kecil seumurannya, sifat polos dan kekanak-kanakannya masih sering terlihat. Namun, Thomas memiliki otak yang luar biasa cerdas melebihi anak-anak seumurannya. Itulah yang membuat WICKED tertarik dengan Thomas.

Walaupun Thomas masih kecil, WICKED tidak segan untuk memperlakukan Thomas seperti manusia dewasa. Sering kali saat hendak melakukan tes-tes percobaan pada Thomas, anggota WICKED yang menanganinya bersikap tidak ramah dan cukup kasar. Tetapi, setelah itu Thomas selalu diyakinkan bahwa apa yang dilakukan oleh WICKED dan dirinya adalah hal yang baik. Hal baik yang diperjuangkan demi kehidupan manusia di dunia.

Bertahun-tahun lamanya Thomas tinggal di markas WICKED. Bertahun-tahun itu pula hidupnya hanya seorang diri. Ia tidak punya teman. Yang ia punya hanya segelintir dokter, psikolog, dan penjaga yang semuanya berada di bawah naungan WICKED. Lingkungannya hanya berkisar kamar, kelas (yang hanya ia sendiri siswanya), ruangan tes-tes percobaan. Untungnya, WICKED memberikan banyak buku yang bisa dibaca Thomas, sehingga hidupnya tidak begitu membosankan. Tetapi, tetap saja terkadang Thomas menginginkan hal-hal yang lebih dari sekadar membaca buku di kamar.

Hingga akhirnya setelah penantian panjang, Thomas diperbolehkan berteman dengan Teresa, salah seorang subjek percobaan WICKED yang lain. Teresa selama ini tinggal bersebelahan dengan Thomas. Tetapi keduanya belum pernah berinteraksi, paling-paling hanya saling menatap diam saat tidak sengaja bertemu di koridor kamar. Itu pun dalam keadaan mereka dijaga ketat oleh penjaga WICKED.Thomas merasa senang, karena akhirnya ia mempunyai seorang teman. Hidupnya menjadi lebih hidup dengan kehadiran Teresa. Yah, meskipun jadwal pertemuan mereka tetap diatur oleh WICKED, mereka berdua tetap menikmati pertemuan tersebut. Masih ingat dengan kemampuan Thomas dan Teresa berbicara dalam pikiran? Di buku prekuel kedua ini akan dijelaskan bagaimana awal terjadinya.

Lalu, bagaimana kisah pertemuan Thomas dengan Alby, Minho, Newt, dan yang lainnya? Apa sebenarnya peran Thomas terhadap WICKED? Is it right that “WICKED is good”? Silakan baca sendiri novelnya  :D aku takut terlalu banyak mendeskripsikan alurnya, nanti malah kelewatan spoiler​ lagi. Pokoknya kisah pertemuan Thomas dengan teman-temannya manis banget dan bikin terharu. Jangan lupa siap-siap, karena banyak kejutan!

The Fever Code akan memberikan kita kejutan berupa fakta-fakta yang terjadi sebelum kehidupan di maze dan scorch dimulai. Semuanya akan benar-benar dipaparkan dalam novel ini. Kalian, para penggemar serial ini, pastinya akan ber”ooh-ooh” ria saat membaca The Fever Code. Tentunya hal itu bisa dilakukan jika kalian masih mengingat dengan pasti cerita yang terjadi di empat buku sebelumnya. Kalau lupa, ku sarankan untuk re-read terlebih dahulu. Ngga perlu baca semuanya, tetapi cukup baca sekilas saja.  Kenapa? Agar lebih asyik untuk dinikmati.

Prekuel kedua ini menurutku dijadikan sebagai antiklimaksnya serial The Maze Runner. Karena konflik yang disajikan tidak begitu rumit. Intinya, James Dashner ingin menjelaskan dengan sejelas-jelasnya tentang asal mula kehidupan sebelum maze dibangun. Aku sendiri sempat merasa bosan, karena ceritanya datar-datar saja. Tidak ada yang begitu wow dan membuat adrenalinku terpacu. Padahal empat buku sebelumnya membuat adrenalinku begitu terpacu. Bahkan The Scorch Trials berhasil membuat bulu kudukku merinding. Yah, bagaimana tidak? Bayangan crank-crank di kepalaku begitu menyeramkan.

Ternyata, bagian yang bikin deg-deg-annya tetap ada. Hanya saja porsinya cukup dikurangi. Sepertinya reaksi yang diinginkan James Dashner dari pembacanya bukanlah adrenalin dan keberanian lagi. Tetapi yang diinginkannya adalah reaksi emosi pembacanya. Karena The Fever Code membuatku sangat emosional. Apa yang membuatku emosional? Ya, segala hal yang dilakukan WICKED itu benar-benar membuatku marah. Hadeuh, jadi WICKED ini baik atau nggak sih? Lalu, ini apalagi? Ini rencana apalagi? Apa ini??? Siapa penjahat aslinya????? Pokoknya greget banget. Bikin nggak sabar! Ah, prolognya aja sudah bikin aku hampir menangis. Newt, oh Newt…

Jadi, The Fever Code ini cukup berbeda dengan empat buku sebelumnya. Karena lebih memainkan emosi pembacanya ketimbang adrenalin dan keberaniannya. Mungkin, James Dashner lelah membuat tokoh-tokohnya berlari terus-menerus? Hehehe. Oya, bikin lebih mikir juga sih. Karena buku ini bagaikan potongan-potongan puzzle terakhir yang harus diselesaikan untuk menjadi puzzle yang utuh. And all my questions have answered. Mau tahu reaksiku terhadap endingnya gimana? Me be like “Okay, I’m done. Thanks WICKED. AAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!”

By the way, aku baca The Fever Code versi terjemahan indonesianya ya. Terjemahannya gimana? Menurutku cukup rapih, dan bahasa yang digunakan tidak terlalu baku seperti buku terjemahan biasanya. Sayangnya, aku masih menemukan typo di cetakan pertama novel ini. Nggak banyak sih, cuman ada dua kata sih se-penglihatanku. Yang satu di halaman 323, satunya lagi aku lupa halaman berapa hehe. Tapi typonya juga nggak parah, hanya letak hurufnya yang kebalik. Jadi yaa, aku nggak begitu terganggu.


Overall, this prequel is good. I give 4 stars, yay!

Comments

  1. Thanks buat reviewnya, jandi pengen baca. Btw aku juga suka banget ama empat buku sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, yep, serial maze runner memang bagus, sayang filmnya agak bahkan cukup mengecewakan. Btw, terima kasih sudah baca reviewku :)

      Delete
  2. mmmm.... gimana ending the death cure kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, maaf baru balas. Ending death cure bener2 <///////3 mengoyak hatilah pokoknyaaa

      Delete
  3. Kalo mau beli novel maze runner yg ke 5 terjemahan dimana ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, maaf baru balas ya. Di toko buku offline seperti Gramedia, Gunung Agung, dan TMBookstore masih sering terlihat stoknya. Tapi kalau mau offline, bisa coba ke mizanstore.com

      Delete
  4. Lizzy itu sebenarnya sonyakan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tapi pas ingatan mereka dihapus, jadi karena itu pas ketemu di Scorch gak ada reaksi sama sekali

      Delete
  5. Terima kasih banyak kak reviewnya. Jd ingin baca novel prekuelnya hehe. Kalo difilmin kayanya rame juga tuh yg fever code tp yang mainin karakter2nya ingin tetep thomas brodie-sangster, dylan o'brien, kaya scodelario, ki hong lee dan lainnya 😍 msh pd cocok ko untuk berperan sbg anak remaja anak muda especially thomas brodie-sangster hehehe😁

    ReplyDelete
  6. Terima kasih banyak kak reviewnya. Jd ingin baca novel prekuelnya hehe. Kalo difilmin kayanya rame juga tuh yg fever code tp yang mainin karakter2nya ingin tetep thomas brodie-sangster, dylan o'brien, kaya scodelario, ki hong lee dan lainnya 😍 msh pd cocok ko untuk berperan sbg anak remaja anak muda especially thomas brodie-sangster hehehe😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga telah membaca reviewku! wahiyaaa, kalau thomas brodie sangster mah masih cocok bangettt!! :D

      Delete
  7. Harga novel nya sekitaran berapa ka ?

    ReplyDelete
  8. Harga novel nya sekitaran berapa ka ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye