[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

Judul : Secangkir Kopi dan Pencakar Langit
No. ISBN : 978-602-02-8759-1
Penulis : Aqessa Aninda
Penyunting: Pradita Seti Rahayu
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Jumlah Halaman : 352 hlm
Kategori : Fiksi, Romance, City-Lite
 
source: goodreads

Blurb:
Satrya nggak munafik, first impression seorang laki-laki terhadap perempuan pasti tampilan fisik dulu sebelum inner beauty. Namun teori itu terbantahkan ketika Satrya tanpa sengaja meminta bantuan Athaya, seorang IT system analyst yang begitu passionate dengan profesinya, dan juga dijaga habis-habisan sama cowok-cowok IT yang pada sayang sama 'dedek' mereka ini. Satrya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati—penampilan Satrya memang mampu bikin cewek-cewek melirik sekilas kepadanya. Tapi, ia memilih Athaya. Sedangkan Athaya diam-diam sudah lama memendam rasa pada Ghilman. Masalahnya... Ghilman sudah punya pacar.

Di tengah-tengah business district nomor satunya Jakarta, kopi, rokok, meetingreportafter office hour, cowok-cowok rapi dengan kemeja slim fit, kaki jenjang cewek-cewek dengan heels tujuh sentimeter, ada sepotong kisah cinta segitiga antara Athaya, Satrya, dan Ghilman. Siapakah yang akan Athaya pilih? Satrya yang menarik dan fun atau Ghilman yang baik hati serta gesture-nya yang selalu bikin jantung Athaya deg-degan? Benarkan dicintai rasanya lebih menyenangkan daripada mencintai?


~~~

“Karena sastra itu seperti seni yang membuka mata hati kita, Sat. Art doesn’t have to look nice, art supposed to make you feel ‘something’. Kata Rainbow Rowell di bukunya Eleanor and Park.”—halaman 73


Kilas Balik Cerita
Perlu diketahui bahwa aku ini seseorang yang tidak terlalu cocok dengan novel-novel debutan dari wattpad. Karena selama ini novel-novel wattpad yang aku baca, emmmm gimana yaaaaa, intinya tidak sesuai dengan selera bacaku saja, hehe. Jadi, sudah suudzan dan (maaf) ilfeel duluan ketika ke toko buku dan lihat novel yang kelihatan unik tetapi pas diteliti ada cap “telah dibaca 1000xxxxxxxxx di wattpad” ehe.
 
source: google
Lalu, bagaimana dengan Secangkir Kopi dan Pencakar Langit?
Ihiy, pertama kali novel ini terbit tuh aku sering banget lihat novelnya di Instagram dan juga Twitter. Tapi, dulu nggak begitu ngeh dengan novel ini. Sampai akhirnya aku dipertemukan kembali di iPusnas dengan novel ini sewaktu libur semester yang lalu.

Berawal dari kegabutan dan kebosananku dengan novel-novel fantasi, aku mencoba istirahat dan mencoba mencari novel romance yang ‘enteng’. TADA! Bertemulah aku dengan novel SKdPL ini. Pas bacanya sinopsisnya, “hmm sounds interesting.” Tapi, jujur pada saat itu aku belum ngeh kalau novel ini berasal dari wattpad. Mungkin, kalau aku sudah ngeh, aku nggak bakalan baca novel ini hahaha.

“…. Orang suka salah persepsi dengan gimmick kerja sesuai passion. Padahal kadang passion nggak harus hobi, kan. Bisa aja passion-nya kayak lo gini, suka menganalisis.”—halaman 71 


Nah, berhubung aku hidup di zaman yang memang dirajai oleh kecanggihan teknologi, cerita tentang dunia IT menjadi sangat menarik dari kacamataku. Ditambah lagi, tokoh utama perempuannya novel ini yang menjadi seorang IT System Analyst. Whoa, cool banget kan?! Seringnya kan dunia IT-IT-an tuh lebih dominannya dengan laki-laki.

Novel SKdPL menceritakan sepenggal kisah hidup Athaya, seorang IT System Analyst di sebuah perusahaan besar ibukota. Sosok Athaya akan dihadapkan dengan konflik percintaan segi tiga dengan dua laki-laki yang memang berkarakter loveable banget. Kira-kira, Athaya akan memilih siapa ya? Penasaran? Yuk, segera baca novelnya! Eits, sebelum itu, mari baca review novelnya di bawah ini dulu, yuk!😉

“Ya gitu, sastra itu buat gue seperti membuka mata dan pikiran, sisi kehidupan lain yang mungkin nggak pernah kita jamah. Pemikiran orang yang kita nggak tahu. People’s idea of a person they loved, they hated. Bikin kita lebih empati, lebih buka mata bahwa dunia kadang nggak selalu hitam dan putih….”—halaman 73 

source: google

Review
Alur
Sepertinya novel SKdPL ini novel wattpad pertama yang (aku baca) alurnya tidak mengandung unsur-unsur pemaksaan. Maksudnya ceritanya tuh ngalir aja gitu, nggak dipaksa-paksa atau dibuat jadi cheesy-lebay gitu deh. Nggak dibuat-buat ‘sok’ manis juga sisi romantisnya.

Alurnya cepat, nggak lambat. Sehingga tidak ada kesan bosan ketika membacanya. Ceritanya juga nggak garing walaupun genrenya mainstream. Tidak ada plot twist, tetapi penulis menyajikan alur cerita yang cukup bikin pembacanya penasaran di setiap halamannya. Penasaran dengan bagaimana kelanjutan dan akhir dari ceritanya.

Inner beauty is the true beauty, he thought—halaman 1


Because a funny, smart, humble, and messy guy is the new definition of coolness—halaman 24


Tokoh dan Karakter
Karakter-karakter tokoh di sini tuh kenapa ya, loveable banget. Minta disayang banget, beneran deh, apalagi Satrya ehehe.
 
source: google
Salah satu faktor yang membuat aku semakin suka dengan novel ini ialah tokoh utama perempuannya, Athaya. Sosok perempuan yang karakternya kuat banget, dan nggak menye-menye sebagai perempuan. Pemikirannya sangat realistis dan mandiri banget, saking mandirinya sampai nggak mau banget bikin orang lain repot, padahal dia sendiri udah kerepotan maksimal Athaya itu paket lengkapnya perempuan deh!

“Man, sifat orang itu aslinya baru benar-benar kelihatan kalau sudah hidup bareng bertahun-tahun.”—halaman 89

Selain itu, tokoh utama laki-lakinya, Satrya dan Ghilman, karakternya udah matang banget. Tough banget sebagai laki-laki. Dan yang paling menghibur itu tokoh-tokoh pembantu lainnya yaitu sekumpulan geng kantor mereka yang ‘caur’ abis anak-anaknya. Bercandaannya itu lho, selalu berhasil bikin aku ngikik :D

 Kata orang menggenggam cinta itu seperti menggenggam pasir, jangan terlalu erat, nanti perlahan terempas.—halaman 215

Konflik
Berhubung novel SKdPL memang genrenya romance-YA, jadi memang poin utama konfliknya adalah kisah cintanya. Tetapi, kisah cintanya ini juga dibalut dan dicampur dengan bumbu-bumbu konflik keluarga, persahabatan, juga pekerjaan. Oiya, di novel ini juga banyak disisipi bumbu komedi yang sangat menghibur.

Aku sendiri sih merasa bisa in to banget ke dalam konflik ceritanya. Ngena banget gitu. Karena bahasannya tuh dekat banget dengan kehidupan sehari-hari. Penggambaran drama kehidupan yang realistis. Titik-titik penekanan konfliknya juga diletakkan penulis di waktu-waktu yang tepat. Jadi, pembaca bisa ikut merasakan dilemma-dilemanya, senang-senangnya, sedih-sedihnya, dan semua rasa nano-nano yang dihadirkan di dalam cerita novel ini.

“Kalau boleh memilih, lebih enak dicintailah daripada mencintai. Because it’s easier to fall in love when someone loves you. Tapi, kamu kan kadang tidak bisa memilih siapa yang akan kamu cintai dan siapa yang akan mencintai kamu.”—halaman 187


Latar
Latar tempat yang dipakai itu banyaknya di lingkungan perkantoran sih ya, hehe. Kesan city-litenya berasa banget. Paling senang kalau udah pakai setting di rumahnya Athaya, soalnya daerahnya dekat dengan lokasi SMA-ku dulu hahaha, jadi sudah hafal daerahnya dan gampang ngebayanginnya.
 
source: google
Oiya terus ya, di novel ini banyak menyajikan playlist lagu yang sealiran lah sama lagu-lagu favoritku. Jadi, suasananya makin pas aja deh hahaha.

“Beautiful things don’t ask for attention.”—halaman 115


Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan di dalam novel SKdPL ialah sudut pandang orang ketiga dari tiga sisi. Jadi, ada dari sisi Athaya, sisi Satrya, dan sisi Ghilman. Tapi porsinya lebih banyak ke Athayanya sih.

Dari penggunaan sudut pandang ketiga yang bervariasi ini, pembaca lebih bisa memahami perasaan masing-masing tokohnya dengan lebih baik.

“…, because once you love someone, so much… so much it hurts.”—halaman 236


Tata Bahasa
Well, I really appreciated dengan tata bahasa yang dikelola dengan cukup baik di novel ini. Meski banyak percampuran bahasa yang dituangkan ke dalam novel ini, dan beberapa kosa kata yang agak kurang pas, tapi sumpah, gaya bahasanya beda banget dengan novel-novel wattpad yang pernah aku baca. Gimana ya, bahasanya tuh nggak sulit untuk dipahami, tapi juga nggak asal-asalan atau istilah kasarnya ‘ecek-ecek’ gitu deh. Better than the others, i think?

DIJAMIN sangat-sangat page turner! Hati-hati, nanti tiba-tiba udah selesai baca aja...

“…. Apa yang udah terjadi nggak bisa dibalikin lagi. Air yang keruh nggak bisa jernih lagi. Yang bisa dilakukan sekarang cuma saling ikhlas memaafkan…”—halaman 196


Ending
Hehe endingnya adalah salah satu hal termanis dari novel ini yang kusukai. Manisnya pas nggak berlebih, nggak kurang juga. Intinya sudah cukuplah untuk membuat pembaca merasa puas.

Untaian ceritanya ditutup dengan manis, sederhana, dan realistis. Tidak mengandung unsur-unsur pemaksaan cerita yang bikin “ew” atau sejenisnya.

Well, marriage is not the end. That’s just the new beginning of another chapter of life.—halaman 328

source: google

Overall
Aku sangat menikmati waktu-waktuku yang dihabiskan untuk membaca novel ini. Karena novel ini menjadi pemanis untukku setelah berlelah-lelah dengan novel-novel fantasy-crime hahaha. Menurutku, novel SKdPL ini cerita romance yang nggak garing dan fun banget. Bisa banget untuk membuat pembacanya tersenyum-senyum sendiri saat membaca novelnya.

 Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berbuah hal yang baik. Sesuatu yang instan tidak akan terasa luar biasa.—halaman 277

Novel SKdPL juga tetap nyaman untuk dibaca berkali-kali. Banyak energi positifnya dari novel ini. Mungkin aku merasa seperti ini, karena aku senang dan cocok banget dengan tokoh Athaya. Tetapi, menurutku novel ini memang bagus. I hope I would meet someone like Ghilman or Satrya in my future workplace xixixi xD

“…. Jadi, intinya meski dicintai menyenangkan, mencintai itu rasanya luar biasa, ya?”—halaman 236


Terus kurangnya dari novel ini apa ya? Kurangnya tidak bisa menghadirkan sosok Satrya untukku yang nyata saat ini juga hahaha. Kurangnya itu mungkin di bagian perpindahan sudut pandangnya itu agak tiba-tiba, dan nggak ada penjelasan detail namanya. Sepertinya akan lebih baik, jika mau pakai beberapa sudut pandang itu diberikan nama tokohnya di awal narasi.

Sebagai novel romance, aku memberikan rate 4/5 untuk Secangkir Kopi dan Pencakar Langit ★★★★

“…. I know this is bullshit, tapi emang terkadang benar, cinta nggak harus memiliki….”—halaman 302



Comments

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye