[BOOK REVIEW] The Summer I Turned Pretty by Jenny Han

Judul : The Summer I Turned Pretty (Summer #1)
No. ISBN : 978-602-208-050-3
Penulis : Jenny Han
Penerjemah: Chefira Inda P
Penyunting: Nunung Wiyati
Penerbit : Gradien Mediatama
Jumlah Halaman : 286 hlm
Kategori : YA, Contemporary, Romance


photo by me

Blurb:
Seorang gadis.
Dua orang pemuda.
Dan, musim panas  yang mengubah segalanya.


Setiap kali musim panas tiba, Isabel (Belly) dan keluarganya  menghabiskan waktu bersama keluarga Conrad dan Jeremiah di rumah musim panas mereka di Cousins Beach—sejak mereka masih belia. Tahun demi tahun berlalu. Namun musim panas kali ini, Conrad dan Jeremiah telah menjadi pemuda-pemuda yang mencuri hati para gadis, sementara si anak bawang Belly telah menjelma menjadi seorang gadis remaja yang rupawan.

Belly telah memuja Conrad semenjak ia dapat mengingat hal itu. Namun, Jeremiah lebih lugas dalam mengutarakan isi hatinya. Di antara keduanya, hadir Cam—seseorang yang muncul dengan perhatian mendalam di masa kecil mereka.

Apakah musim panas kali ini akan menjadi musim panas berbeda yang akan mengubah segalanya?

  ***

Kilas Balik Cerita
Isabel—yang lebih sering dipanggil Belly—dan keluarganya selalu menghabiskan waktu musim panasnya di rumah Cousins Beach milik keluarga Conrad dan Jeremiah. Conrad dan Jeremiah merupakan anak laki-laki Susannah, sahabat karib ibunya Belly. Susannah dengan ibunya sudah berteman baik sejak mereka berdua duduk di bangku kuliah. Dan pertemanan baik mereka tidak berhenti sampai kuliah saja, melainkan keduanya tetap akrab dan dekat satu sama lain. Bahkan mereka berdua memutuskan untuk selalu menghabiskan waktu musim panas mereka bersama-sama. Maka dari itu setiap musim panas, keluarga Belly akan pergi menginap di Cousins Beach.

source: google

Belly dan Steve—kakak laki-laki Belly—selalu senang menghabiskan waktu musim panasnya di Cousins Beach. Menurut mereka, Susannah dan Mr. Fisher—suami Susannah—adalah orangtua yang sempurna. Mereka berdua menganggap kedua orangtua mereka tidak sebaik dan sesempurna Susannah dan Mr. Fisher dalam menghadapi mereka. Makanya Belly dan Steve senang berada di Cousins Beach, karena orangtua Conrad dan Jeremiah selalu menyayangi mereka selayaknya anak kandungnya sendiri. Ditambah lagi, Conrad dan Jeremiah bisa menjadi teman yang asyik bagi mereka.

Dari kebersamaan mereka di musim panas itu juga, Belly secara diam-diam mulai menyimpan perasaannya kepada Conrad. Sayangnya, Conrad hanya menganggap Belly sebagai adik perempuannya. Conrad tidak pernah memandang Belly sebagai seorang gadis. Belly selalu dianggap anak bawang. Dan Belly membenci anggapan tersebut. Ia tidak suka dianggap masih kecil. Maka bertahun-tahun itu pula, ia hanya bisa memendam perasaannya terhadap Conrad. Berusaha menikmati patah hatinya ketika Conrad memandang gadis lain dengan pandangan yang berbeda.

Namun, ada Jeremiah yang selalu berbaik hati dan terbuka pada Belly. Walaupun Jeremiah suka usil, tapi tingkat kepekaannya cukup tinggi. Berbeda dengan Conrad yang lebih tertutup dan lebih sering asyik sendiri dengan dunianya. Belly senang Jeremiah ada di sisinya. Baginya, Jeremiah adalah sahabat terbaik yang dimilikinya. Bagi Jeremiah, Belly bukan sekadar sahabat baik.

Keadaan mulai berubah ketika Belly menginjak usia enam belas tahun. Dimana Belly mendapati Conrad dan Jeremiah tidak lagi memandangnya sebagai adik perempuan mereka. Melainkan sebagai seorang gadis seutuhnya. Keadaan semakin berubah ketika sosok Cam mulai memudarkan perasaan Belly terhadap Conrad.

  ***
  
Plot
Pertama-tama alur ceritanya terasa lambat dan agak membingungkan. Karena novel ini menggunakan alur maju mundur cantik a.k.a. alur campuran. Jadi perlu sedikit berpikir untuk menyesuaikannya. Tapi lama kelamaan ceritanya mulai mengalir dengan lancar dan aku mulai memahami arah ceritanya dengan baik. Setelah beranjak setengah buku, alurnya jadi terasa begitu cepat. Dan aku tidak menyangka akan ada plot twistnya. Beberapa bagian di novel ini unexpected banget and me be like “how can Jenny?!?!?!”

Tokoh dan Karakter
Seperti biasanya, Jenny Han selalu memunculkan tokoh laki-laki yang sangat loveable bagi perempuan. Di novel The Summer I Turned ini, Jenny menghadirkan sosok Conrad sebagai laki-laki misterius dengan pembawaannya yang dewasa. Dingin tapi tetap ramah terhadap orang lain. Lalu ada Jeremiah yang lebih terbuka dan ceria. Jadi di novel ini tuh, Conrad sebagai cowok dinginnya, dan Jeremiah sebagai cowok hangatnya. Tapi apa daya ya, perempuan memang kadang lebih tertarik dengan cowok-cowok yang dingin-dingin tapi menghangatkan (jadi dingin atau hangat nih?xD).

source:google

Sayangnya, aku merasa kurang ‘srek’ dengan karakter Belly. Nggak tau kenapa, aku kurang suka aja sama pembawaan dirinya. Malah untuk karakter perempuannya, aku lebih jatuh cinta dengan karakter ibunya Belly. Diam-diam tapi begitu menghanyutkan. Tapi mungkin untuk masalah karakternya ini kembali ke selera masing-masing ya.

Aku penasaran dengan karakter Mr. Fisher. Sayang banget di novelnya ini, Mr. Fisher nggak terlalu di blow up. Cuma diceritakan dari pandangan orang lain. Mungkin karena ini trilogy kali ya? Jadi beberapa hal disamar-samarkan dan baru akan dijelaskan di buku kedua dan ketiganya.

Konflik
Kalau boleh di-compare, aku lebih suka dengan gaya penuturan konflik Jenny di novel To All The Boys I’ve Loved Before. Lebih terasa sisi emosionalnya. Mungkin karena TATBILB terbitnya setelah TSITP yaa, jadinya Jenny sudah lebih berkembang dalam hal menulisnya. Tapi di novel ini juga not bad at all. Hanya saja konflik dan komplikasi ceritanya baru menguat di sepertiga terakhir novelnya. Kenapa baru muncul di akhir-akhir sih? Rese!!!
source:google

Sudut Pandang
Sudut pandangnya menggunakan sudut pandang pertama dari Belly.

Ending
Jujur, endingnya bikin aku melongo. Me be like “HAH BISA-BISANYA!!!!!”, “ini mereka mau apa???” dsb. Untungnya, aku beli trilogy ini sekaligus, jadi nggak perlu menunggu dan menahan kekepoan setengah mati (lebay) haha. Jadi, aku sarankan untuk kalian yang berniat beli trilogy ini, mending beli sekaligus aja, soalnya susah lho nahan rasa penasaran dan kebingungan terhadap akhir ceritanya novel ini :’)

Tata Kebahasaan
Untuk bahasa terjemahannya, di halaman awal-awal ada banyak kata yang terasa kaku. Tapi bahasa-bahasa terjemahan di tengah dan akhir-akhirnya bisa aku nikmati dan nggak terasa kaku lagi. Overall, mudah dipahami kok bahasa terjemahannya.

Hal yang aku sayangkan adalah masih banyaknya typo di novel ini terutama di halaman-halaman awal. Ada yang nggak pakai spasi, ada yang salah ketik, ada yang kurang huruf. Karena jumlah typonya cukup banyak, aku jadi merasa cukup terganggu.

source: google

Selain itu, ada beberapa bahasan budaya yang harusnya diberi semacam footnote (catatan kaki), soalnya aku nggak mengerti itu maksudnya apa. Contohnya seperti saat permainan Truth or Dare yang dimainkan para tokoh, ada beberapa jawaban mereka yang cukup rancu. Dan aku sepertinya butuh penjelasannya? Hehehehe.

Overall
Aku suka sama novel pertama dari trilogy ini! Walaupun agak terganggu dengan alur awal ceritanya yang lambat dan agak membingungkan, plus banyak typo di halaman-halaman awal. Well, kalau boleh di-compare lagi, The Summer I Turned Pretty memang nggak membuatku sebegitu puasnya seperti To all The Boys I’ve Loved Before. Tapi aku tetap senang aja dengan gaya penulisan Jenny Han. Sebenarnya cerita-cerita dengan tema romansa seperti ini sudah banyak diangkat, tapi Jenny punya cara tersendiri dalam meramunya menjadi cerita yang luar biasa. Dan Jenny berhasil membuatku cukup kaget dengan sisipan twistnya.


I gave 3,5 stars of 5 stars for The Summer I Turned Pretty! ★★★⭐

Comments

Popular posts from this blog

[BOOK REVIEW] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit by Aqessa Aninda

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye