[BOOK REVIEW] Underwater by Marisa Reichardt
Judul : Underwater
No. ISBN : 978-602-60443-4-1
Penulis : Marisa Reichardt
Penerjemah: Mery Riansyah
Penerbit : Spring
Jumlah Halaman : 330 hlm
Kategori : YA, Contemporary, Romance, Realistic Fiction, Mental Health
![]() |
keren nggak foto accu? xD |
Memaafkanmu akan membuatku bisa memaafkan diriku sendiri.
Morgan
tidak bisa keluar dari pintu depan apartemennya,
rumah
yang dia tinggali bersama ibu dan adik laki-lakinya.
Gadis
itu merasa sedang berada di bawah air,
tidak
mampu naik ke permukaan,
tidak
mampu bertemu dengan teman-temannya,
tidak
mampu ke sekolah.
Saat
Morgan kira dia tidak bisa menahan napasnya lebih
lama
lagi, seorang cowok pindah ke sebelah rumahnya.
Evan
mengingatkannya pada laut yang asin, dan semangat
yang
dia dapatkan dari berenang. Mungkin, Evan adalah
bantuan
yang dia butuhkan untuk terhubung kembali
dengan
dunia luar….
~~~
“Menulis merupakan hal menakjubkan, Morgan.”—halaman 81
Kilas
Balik Cerita
Suram. Mungkin hal pertama yang terpikirkan olehku
ketika membaca sinopsis underwater adalah suram. Aku membayangkan begitu banyak
trauma yang dihadapi oleh seorang Morgan. Karena yang kuketahui, sekali
seseorang merasakan trauma, maka hidupnya akan sering bahkan mungkin selalu diserang
dengan ketakutan-ketakutan atas perasaan trauma yang menimpanya.
Morgan mengalami trauma berat di suatu waktu dalam
hidupnya. Trauma tersebut menjadikan Morgan takut terhadap segala sesuatunya,
hingga ia tidak pernah lagi keluar dari apartemennya. Karena ia tidak pernah
keluar dari apartemennya, ia tidak lagi berinteraksi dengan orang-orang,
kecuali ibunya, Ben—adiknya, dan Brenda—psikolognya. Interaksi Morgan dengan
orang-orang tersebut juga hanya dilakukan di dalam apartemen. Brenda bahkan
harus datang ke apartemennya untuk melakukan sesi terapisnya Morgan. Karena
Morgan tidak sanggup untuk pergi keluar lagi.
![]() |
sumber: google |
“…. Teruslah menulis. Mencurahkan perasaan dalam kata-kata barangkali dapat menolongmu dalam memprosesnya.”—halaman 81
Hingga suatu hari, ia mempunyai tetangga baru,
cowok seumuran dengannya yang bernama Evan. Kehadiran Evan terpaksa membuat
Morgan berani untuk melangkah ke arah pintu apartemennya dan membuka pintunya
sedikit. Kemudian perlahan-lahan kehadiran Evan membantu Morgan dalam
menghadapi dunia luar. Evan yang ntah mengapa mengingatkannya pada laut yang asin dan hobi lamanya, berenang.
difoto oleh amadea, teman saya |
“Bersenang-senang itu bisa dengan gratis,”—halaman 130
Plot
Novel Underwater memiliki alur cerita yang
sederhana dan tidak berbelit. Namun, tetap bisa menghadirkan rasa penasaran
bagi para pembacanya. Cerita demi cerita mengalir dengan baik. Alurnya tidak
terkesan terlalu buru-buru maupun terlalu lama. Karena ceritanya benar-benar
dikupas dengan perlahan tapi pasti.
Biasanya ketika aku membaca novel atau buku yang
terkait dengan psikologis seseorang atau tentang penyakit kejiwaan, aku perlu
banyak waktu untuk membacanya. Karena menurutku bacaan yang terkait dengan
masalah kejiwaan hampir pasti selalu dibawakan dengan bahasan dan bahasa yang
cukup berat. Namun, novel Underwater ini menyajikan cerita tentang masalah
kejiwaan tanpa embel-embel ‘bahasannya berat’. Underwater cenderung mudah
dinikmati oleh pembaca.
“…. Menuangkan kepedihan dan rasa frustasi ke halaman kertas akan sangat membantu. Saat menuliskannya, kau dapat berpikir ‘aku sedang melepaskan ini’.”—halaman 134
Tokoh
dan Karakter
Karakter dari tokoh-tokohnya digambarkan dengan
jelas dan rasional. Terutama tokoh utamanya, Morgan. Tidak ada tokoh yang dideskripsikan
sempurna, maka dari itu cerita di dalam novel ini menjadi terasa sangat nyata.
“.... Tapi amarah adalah hal mengerikan untuk dibawa-bawa.”—halaman 134
Latar
Meskipun tidak banyak menggunakan latar tempat lain
selain kamar apartemennya, ntah bagaimana novel ini sama sekali tidak terasa
membosankan. Malah semakin membuat pembaca terus berharap dan penasaran. Sekali
baca akan sulit untuk berhenti membacanya.
Latar suasananya sudah terasa hidup sekali. Suasana
suram dan sepi yang diciptakan oleh penulis dapat dengan mudah dirasakan oleh
pembaca. Karena dari halaman pertamanya saja sudah menegaskan tentang kesuraman
yang ada.
“Cara orang mencemaskan sesuatu tidak pernah sama. Orang-orang bersedih dengan cara berbeda-beda. Barangkali yang ditampilkan oleh teman-temanmu di luar berbeda dari yang mereka rasakan di dalam. Hanya karena mereka tampak baik-baik saja bukan berarti mereka tidak terluka seperti dirimu.”—halaman 180
Konflik
Konflik-konflik yang disajikan oleh Marisa di dalam
novel Underwater cukup complicated. Dimulai dari konflik batin yang dialami
Morgan, konflik di dalam keluarga Morgan, hingga konflik percintaan dan
pertemanan Morgan. Semua konfliknya dipaparkan dengan perlahan-lahan hingga
!boomb!, pecah.
![]() |
HEHE ciluk ba! nyempil kartun fav ya. sumber:google |
Tapi sekarang aku paham bahwa, terkadang, hal-hal buruk menyatukan orang dalam hal-hal yang tak pernah kita bayangkan.—halaman 194
Sudut
Pandang
Dengan menggunakan sudut pandang pertama, pembaca
lebih leluasa untuk merasakan apa yang dirasakan oleh Morgan. Sisi emosional
pembaca bisa lebih tersentuh karena penggunaan sudut pandang pertama ini.
Ending
Saat mencapai endingnya aku menghela nafas panjang.
Akhirnya… akhirnya… akhirnya… keajaiban datang. Endingnya dikemas dengan sangat
baik dan tidak terburu-buru.
“Berat rasanya merindukan seseorang.”—halaman 296
Tata
Bahasa
Ada beberapa kesalahan penulisan di buku cetakan
pertama yang saya miliki. Semoga hal ini diperbaiki di cetakan-cetakan
berikutnya.
Overall
Novel Underwater menggambarkan bahwa kesehatan
mental itu sangat perlu diperhatikan. Novel ini menyajikan cerita yang sebenarnya
cukup berat karena terkait dengan masalah psikologis seseorang tetapi
dijabarkan dengan bahasa yang mudah dicerna oleh berbagai kalangan. Selain itu,
novel ini menekankan kepada pembacanya untuk jangan pernah berhenti bersabar
dan berharap akan kehidupan yang lebih baik.
Aku mengerti bagaimana rasanya mengira kau telah mengecewakan orang-orang yang kausayangi. Tapi intinya, ketika orang-orang menyayangimu, itu artinya mereka menyayangimu tanpa syarat.—halaman 323
![]() |
mental health is important guys :) sumber: google |
Dibumbui dengan kisah romantis anak muda yang
menjadikan novel ini menjadi bacaan yang semakin manis dan worth it to read.
Konflik keluarga dan pertemanan yang dialami oleh Morgan juga sangat menggugah
hati. Banyak sekali pesan yang disampaikan melalui novel Underwater ini. 4
stars up!
kak ada lagi gak review buku terjemahan yang pernah di review ??
ReplyDeleteHalo, terima kasih sudah mengunjungi blog ini! Buku terjemahan dari penerbit Spring sudah banyak yg aku review yaa. Silakan cek di label Novel Terjemahan di blog ini! :)
Delete