[BOOK REVIEW] Sang Pemimpi by Andrea Hirata
Judul : Sang Pemimpi
No. ISBN : 978-602-03-3211-6
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 400 hlm
instagram.com/pabooel |
Siapa sih yang tidak mengenal novel Laskar Pelangi? Sebuah
karya fenomenal dari salah satu penulis lokal best seller, Andrea Hirata. Laskar Pelangi sudah diterjemahkan ke
dalam 34 bahasa asing dan diterbitkan oleh penerbit-penerbit utama. Terkait
dengan novel Laskar Pelangi, kali ini aku akan memberikan review untuk Sang
Pemimpi, buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi.
~~~
"Biar kau tahu, Ikal, orang seperti kita tak punya apa-apa, kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!" –Sang Pemimpi, halaman 143
Jika di Laskar Pelangi kita dipertemukan dengan
Lintang yang cerdas luar biasa dan juga Mahar yang mempunyai jiwa seni di atas
rata-rata, maka di Sang Pemimpi kita akan dipertemukan dengan Arai dan Jimbron.
Arai yang memiliki hati kian putih bersih, selalu merasa bahagia karena dapat
membahagiakan orang lain, namun juga seringkali bersikap konyol. Lalu Jimbron
dengan karakter polosnya, sehingga sering memasrahkan diri begitu saja, tetapi predikat
setia kawan tertinggi ada padanya.
Sang Pemimpi menceritakan kisah perjuangan Ikal
semasa SMA bersama kedua sahabat karibnya. Persahabatan Ikal dengan Arai dan
Jimbron dipenuhi ketulusan dan kasih sayang sepenuh hati. Banyak sekali
bagian-bagian kebersamaan mereka yang membuatku haru. Dan sekali lagi
mengingatkanku sebagai anak yang tinggal di kota, untuk tidak meremehkan
anak-anak yang berasal dari kampung pelosok. Justru merekalah yang masih
mempunyai cita-cita yang bersih dan tinggi melampaui gedung-gedung tinggi di
kota. Merekalah yang mempunyai semangat api berkobar untuk mewujudkan
cita-citanya. Selain itu, mereka juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Aku pikir, mereka lebih siap mental untuk menghadapi dunia yang keras
ini, dibandingkan denganku.
"Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati ...." –Sang Pemimpi, halaman 143
Sama seperti novel pertamanya, Laskar Pelangi, Andrea Hirata lagi-lagi menyajikan banyak pengulangan kata dalam Sang Pemimpi. Namun, hal tersebut tidak terlalu menggangguku, karena itulah ciri khas gaya penulisan Andrea Hirata. Dari segi bahasanya, novel ini lebih mudah dipahami dibanding Laskar Pelangi. Berbeda dengan Laskar Pelangi yang menyajikan beberapa trivia dan kata-kata ilmiah, Sang Pemimpi benar-benar mengalir sebagai cerita yang indah nan ringan. Meskipun ringan, amanat yang terkandung di dalamnya cukup untuk membuatku meneteskan air mata. Selain itu juga banyak terdapat nilai moral dan nilai sosial yang patut dipelajari oleh generasi muda Indonesia.
Novel Sang Pemimpi sangat memotivasiku untuk bangkit dari penyakit malas. Novel ini bisa menjadi 'setrum' pembangun bagi jiwa-jiwa yang sedang terlelap.
Mengingatkan kita untuk meneruskan dan mencapai apa-apa saja yang pernah menjadi
impian kita. Jangan jadikan faktor kemiskinan atau faktor lainnya sebagai
alasan untuk berhenti meraih mimpi. Teruslah bermimpi dan cari jalan keluar
yang bersih untuk meraih mimpi tersebut.
Comments
Post a Comment