[BOOK REVIEW] Still...
Judul : STILL...
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 224 hlm
No. ISBN : 978-979-22-2537-2
Kategori : Fiksi, Remaja, Romance
![]() |
source: google.com |
Kali ini aku mau sharing review novel “Still…” karya Esti
Kinasih. Nah, mana nih fans setianya mbak Esti??? Lagi pada nunggu JUM terbit
ya? Well, me tooL
YNWA guys! Semangat yaaa nunggunya, semoga JUM terbit tahun ini yaaa… aamiin.
Biar ngga capek nunggunya, yuk kita baca review novel Still dibawah ini. Happy
reading! J
Buat kalian yang belum tau, novel “Still…” ini merupakan
sequel dari novel “Cewek!!!” (btw aku belum baca novel ceweknyaL pinjem dong guys).
Bima--si cowok macho yang suka panjat gunung—emang terkenal playboy, suka
mengintimidasi, dan posesif. Kalau udah naksir cewek, dia langsung ngajak
jalan. Nggak peduli tuh cewek naksir dia atau nggak. Dan tanpa bilang cinta,
Bima menyatakan Fani sebagai pacarnya.
Fani
menerima Bima karena terpaksa. Tapi ketika rasa tertekannya udah di puncak, dia
minta putus dari Bima! Jelas Bima nggak mau ngelepas Fani, tapi Fani ngotot.
Disaat
Fani bebas merdeka, Bima patah hati. Di saat Fani nemuin gebetan baru, Bima
merenung. Cowok itu sok tegar, sok baik-baik aja, sok memegang prinsip pantang
bilang cinta, padahal hatinya sakit.
Sebenarnya Bima nggak sepenuhnya melepas Fani.
Fani juga nggak benar-benar membenci Bima. Ketika di suatu siang Bima ketemu
cewek itu, Bima nggak sanggup menutupi kata hatinya.
“Aku
cinta kamu, Fan. Sekarang. Mudah-mudahan sampai nanti….”
Aduuuuh, manis banget ya pernyataan Bima ke Fani! Iya, manis
banget. Tapi, hubungan mereka berdua sebenarnya nggak semanis itu. Apalah arti
cinta jika semuanya diawali oleh keterpaksaan dari salah satu pihak pasangan?
Begitulah yang terjadi diantara Bima dan Fani.
Fani terpaksa menerima Bima karena takut dengan ancaman
Bima. Lho, kok bisa gitu? Apa-apaan cinta tapi maksa? Well, Bima itu karakter
cowok yang posesif dan nggak bisa menahan keinginannya. Jadi, apapun yang
diinginkannya saat itu harus bisa dimilikinya pada saat itu juga. Kok Fani
terkesan mudah ditaklukan banget sih? Kalian harus baca, supaya tau kaya apasih
ancaman Bima yang bikin Fani takluk.
Sebelum baca novel Still ini aku baca reviewnya dari
beberapa blog orang (iyalah masa tumbuhan bisa blogging?). Katanya sih,
disarankan baca novel Cewek dulu baru novel Still ini. Tapi, ternyata di bab
pertama novel Still telah merangkum cerita di novel Cewek. So, menurutku nggak
apa-apa jika kalian mau melompat baca.
Karena belum sempat baca novel Cewek, aku jadi agak bingung
dengan alur cerita yang ada di novel Still. Karena pada awal cerita, titik
berat ceritanya tidak berada di Fani dan Bima. Namun, ada pada Rei dan Langen. Nah
loh siapa tuh Rei dan Langen? Rei adalah pacar Langen serta sohib Bima, dan
Langen merupakan pacar Rei dan sohib Fani. Rei dan Langen ini yang dijadikan
sebagai tokoh utama di novel Cewek.
"alur ceritanya membingungkan"
Konflik yang ada di dalam novel Still ini juga menurutku
kurang jeder. Waduh apaan tuh jeder? Maksudnya kurang pecah. Kurang pandai
memainkan emosi pembaca. Pemicu dari konflik ceritanya pun nggak terlalu jelas.
Dari sini mulai terlihat, bahwa penulis ingin menonjolkan semua karakter tokoh.
Tapi kurang dalam penempatan karakternya masing-masing.
"konflik kurang pecah"
Cerita di novel Still ini terkesan memaksa dan kurang masuk
akal. Kenapa? Karena memaksakan semua tokoh agar bisa menonjol. Padahal, di sinopsis
hanya mengedepankan cerita tentang Bima dan Fani. Ada beberapa sisi cerita yang
kurang masuk akal. Seperti alasan-alasan Rei marah pada Langen. Sifat Bima yang amat sangat memaksa juga kurang bisa diterima olehku.
"terkesan memaksa dan kurang masuk akal"
But at all, cukup baik kok novel ini. Ada beberapa bagian
cerita yang membuatku tersenyum. Hanya saja kurang puas dengan karya mbak Esti
yang satu ini. Aku kasih bintang 2/5 untuk novel Still. It was ok!
Semoga karya mbak Esti selanjutnya akan lebih baik lagi, dan
JUM cepat terbit! Aamiiiiiiinnnn....
Nb: 1. Maaf saya nekat review, padahal belum baca novel Cewek yang jadi buku pertamanya.
2. Diingatkan kembali, tulisan ini murni pandangan saya
dalam menilai novel ini. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan.
Comments
Post a Comment