[Life Journal] Nasihat Singkat Berbuah Hadiah

Twitter. Salah satu media sosial favoritku dalam berburu informasi. Aku pun menjadi 'pengikut' aktif beberapa akun Twitter penerbit buku. Alhamdulillah, tidak hanya informasi, kadang kala aku mendapatkan siraman rohani dari beberapa akun penerbit buku di Twitter. 

Nah, kali ini aku akan membahas sebuah nasihat singkat yang melekat di dalam otakku. Nasihat singkat ini kudapat dari tweet akun Penerbit Mizan. Nasihat singkat ini juga berbuah hadiah untukku. Karena, aku berhasil memenangkan kuisnya untuk menjabarkan makna dari salah satu nasihat singkat tersebut. Maka dari itu, aku ingin membagikan nasihatnya di blogku ini. Bismillaahirrahmaanirrahiim...

----------------------

"Dalam amarah, tirulah jenazah"

Apa maksudnya? Mengapa kita disuruh untuk meniru jenazah? 
  1. Jenazah itu terbujur kaku, tidak lagi bisa bergerak, hanya diam. Dalam menahan amarah, hal pertama yang bisa kita lakukan adalah diam. Diam bukan berarti menumpuk segala amarah dengan dendam di hati. Namun, diam dengan diiringi oleh bacaan ta'awudz dan istighfar di dalam hati.
  2. Jenazah hanya bisa dido'akan agar selamat dari siksa kubur, diterima segala amal baiknya, dan diampuni segala dosanya. Maka kita yang masih hidup bisa berdoa sendiri untuk memohon perlindungan kepada Allah swt., agar terhindar dari godaan setan untuk marah. 
  3. Jenazah perlu dimandikan dan dishalatkan. Ketika marah maka kita dianjurkan untuk segera berwudhu. Dengan berwudhu, pikiran kita akan lebih jernih. Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah saw., "Kemarahan itu dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah.”(HR. Abu Dawud). Setelah berwudhu, laksanakanlah shalat dua rakaat agar lebih mendekat dengan Allah swt. 
  4. Saat Jenazah dikuburkan, maka posisinya harus menghadap ke arah kiblat. Saat dalam amarah, kita dianjurkan untuk mengambil posisi yang lebih rendah. Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi, dan lebih tinggi. Dengan posisi yang lebih tinggi itulah, ia bisa melampiaskan seluruh amarahnya. Karena itulah Rasulullah saw., menganjurkan kita untuk mengambil posisi yang lebih rendah, dan lebih rendah. Hal ini sesuai dengan sabdanya, “Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah.” (HR. Abu Dawud). 


    Sekian ulasanku dari nasihat singkat di atas. Semoga bermanfaat!

Comments

Popular posts from this blog

[Blogtour & Giveaway] Golden by Jessi Kirby

[BOOK REVIEW] Tentang Kamu by Tere Liye

[BOOK REVIEW] Nais Tu Mit Yu by Dina Mardiana